Relasi Gender dalam Agama Yahudi
Oleh: Nurjaman
·
Dalam
tradisi Yudaisme, perempuan di satu sisi digambarkan sebagai mahluk ang kuat,
baik dan sopan, sepeti: Batsheba sebagai perempuan yang pandai, Deborah seorang
nabi perempuan, Ruth seorang yang terpandang dan Esther seorang juru selamat
rakyatnya. [1]
·
Namun,
dalam tradisi Yudaisme, juga ditemukan ajaran bahwa perempuan merupakan asal
mula dosa dan juga melalui perempuan manusia akan mati.
·
Laki-laki
harus bekerja dan perempuan harus melahirkan dalam kesakitan. Perempuan yang
sedang menstruasi dan 7 hari selebihnya dianggap kotor dan tidak suci, bahkan
harus disembunyikan di goa-goa gelap atau diasingkan dan sebagainya. Perempuan
yang melahirkan, 33 hari dianggap kotor apabila anaknya laki-laki. Kalau
anaknya perempuan, maka masa tidak sucinya /kotornya menjadi berlipat. Jika
telah selesai masa tidak sucinya, ia harus mencari pendeta untuk membuat
penebusan dosa untuknya. Bahkan dalam Talmud, ada teks doa: “saya
berterimakasih pada-Mu Tuhan, karena tidak menjadikanku perempuan.”
·
Dalam
kitab-kitab suci Ibrani, rahim perempuan adalah milik Tuhan. Dalam cerita
pengkhianatan Abraham terhadap Sarah (Genesis 20: 1-18[2]).
Tuhan, “ menutup setiap rahim dari rumah keluarga Abimelech,” yang telah
menyakiti Sarah yang tak berdosa, lantaran Abraham. Ketika semuanya dibuat
benar, Than membuka rahim yang telah ditutup. Hal yang hamper sama dalam
Genesis 29: 31-34,[3]
Tuhan membuka rahim Leach, yang dibenci secara tidak adil oleh suaminya Yacob
yang lain dan Tuhan membuka rahimnya (Genesis 30:22)
·
Bias
gender dalam Al-Kitab
a.
Perkawinan,
poligammi dan perceraian
b.
Perzinahaan
c.
Kesucian
dan spiritual
d.
Hukum
waris
·
Yacob
Neusner (1979) memberikan penjelasan lain tentang pandangan Yahudi awal
terhadap perempuan. Karena Mishnah menjadi dasar bagi Talmud Babilonia
dan Palestina, dan mishnah menjadi dokumen yang mempunyai pengaruh besar bagi
sejarah.
·
Seorang
perempuan menjadi suci dan berhenti menjadi suci bagi seorang laki-laki
teradapat pada Mishnah.
·
Hal
ini mungkin menciptakan kultur yang cenderung menghilangkan separuh kesempatan
masyarakatnya meraih penghibur yang bersifat relijius secara mendalam.
Kemungkinan tersebut menjadi alasan bagi kemarahan feminis-feminis Yahudi
sekarang.
·
Para Pendeta Yahudi telah memberikan sembilan kutukan yang
dibebankan kepada wanita sebagai hasil dosa Adam & Hawa:
a.
Beban berupa darah menstruasi
b.
Darah keperwanan
c.
Kehamilan
d.
Kelahiran
e.
Membesarkan anak
f.
Penutupan kepala dalam berkabung
g.
Menjdai budak yang melayani tuannya
h.
Tidak di percaya kesaksiannya
i.
Setelah itu semua adalah mati.
[1]
Umi Sumbula (Dosen Fakultas Syari’ah UIN Malang), Agama dan Keadilan Gender,
h. 3.
[2] Dalam Moshe
Kline, The Structured Torah, h. 18, berbunyi “ 20:18 For the
LORD had fast closed up all the wombs of the house of Abimelech, because of
Sarah Abraham's wife.”
[3] Dalam Moshe
Kline, The Structured Torah, h. 26, berbunyi “29:31 And the
LORD saw that Leah was hated, and he opened her womb; but Rachel was barren. 29:32
And Leah conceived, and bore a son, and she called his name Reuben; for she
said: 'Because the LORD hath looked upon my affliction; for now my husband will
love me.' 29:33 And she conceived again, and bore a son; and said:
'Because the LORD hath heard that I am hated, He hath therefore given me this
son also.' And she called his name Simeon. 29:34 And she conceived
again, and bore a son; and said: 'Now this time will my husband be joined unto
me, because I have borne him three sons.' Therefore was his name called Levi.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar