Minggu, 01 Desember 2013

responding Papers Relasi Gender dalam Agama Yahudi

Relasi Gender dalam Agama Yahudi
Oleh: Nurjaman
·         Dalam tradisi Yudaisme, perempuan di satu sisi digambarkan sebagai mahluk ang kuat, baik dan sopan, sepeti: Batsheba sebagai perempuan yang pandai, Deborah seorang nabi perempuan, Ruth seorang yang terpandang dan Esther seorang juru selamat rakyatnya. [1]

·         Namun, dalam tradisi Yudaisme, juga ditemukan ajaran bahwa perempuan merupakan asal mula dosa dan juga melalui perempuan manusia akan mati.
·         Laki-laki harus bekerja dan perempuan harus melahirkan dalam kesakitan. Perempuan yang sedang menstruasi dan 7 hari selebihnya dianggap kotor dan tidak suci, bahkan harus disembunyikan di goa-goa gelap atau diasingkan dan sebagainya. Perempuan yang melahirkan, 33 hari dianggap kotor apabila anaknya laki-laki. Kalau anaknya perempuan, maka masa tidak sucinya /kotornya menjadi berlipat. Jika telah selesai masa tidak sucinya, ia harus mencari pendeta untuk membuat penebusan dosa untuknya. Bahkan dalam Talmud, ada teks doa: “saya berterimakasih pada-Mu Tuhan, karena tidak menjadikanku perempuan.”
·         Dalam kitab-kitab suci Ibrani, rahim perempuan adalah milik Tuhan. Dalam cerita pengkhianatan Abraham terhadap Sarah (Genesis 20: 1-18[2]). Tuhan, “ menutup setiap rahim dari rumah keluarga Abimelech,” yang telah menyakiti Sarah yang tak berdosa, lantaran Abraham. Ketika semuanya dibuat benar, Than membuka rahim yang telah ditutup. Hal yang hamper sama dalam Genesis 29: 31-34,[3] Tuhan membuka rahim Leach, yang dibenci secara tidak adil oleh suaminya Yacob yang lain dan Tuhan membuka rahimnya (Genesis 30:22)
·         Bias gender dalam Al-Kitab
a.       Perkawinan, poligammi dan perceraian
b.      Perzinahaan
c.       Kesucian dan spiritual
d.      Hukum waris
·         Yacob Neusner (1979) memberikan penjelasan lain tentang pandangan Yahudi awal terhadap perempuan. Karena Mishnah menjadi dasar bagi Talmud Babilonia dan Palestina, dan mishnah menjadi dokumen yang mempunyai pengaruh besar bagi sejarah.
·         Seorang perempuan menjadi suci dan berhenti menjadi suci bagi seorang laki-laki teradapat pada Mishnah.
·         Hal ini mungkin menciptakan kultur yang cenderung menghilangkan separuh kesempatan masyarakatnya meraih penghibur yang bersifat relijius secara mendalam. Kemungkinan tersebut menjadi alasan bagi kemarahan feminis-feminis Yahudi sekarang.
·         Para Pendeta Yahudi telah memberikan sembilan kutukan yang dibebankan kepada wanita sebagai hasil dosa Adam & Hawa: 
a.       Beban berupa darah menstruasi
b.      Darah keperwanan
c.       Kehamilan
d.      Kelahiran
e.       Membesarkan anak
f.       Penutupan kepala dalam berkabung
g.      Menjdai budak yang melayani tuannya
h.      Tidak di percaya kesaksiannya
i.        Setelah itu semua adalah mati.





[1] Umi Sumbula (Dosen Fakultas Syari’ah UIN Malang), Agama dan Keadilan Gender, h. 3.

[2] Dalam Moshe Kline, The Structured Torah, h. 18, berbunyi 20:18 For the LORD had fast closed up all the wombs of the house of Abimelech, because of Sarah Abraham's wife.”
[3] Dalam Moshe Kline, The Structured Torah, h. 26, berbunyi 29:31 And the LORD saw that Leah was hated, and he opened her womb; but Rachel was barren. 29:32 And Leah conceived, and bore a son, and she called his name Reuben; for she said: 'Because the LORD hath looked upon my affliction; for now my husband will love me.' 29:33 And she conceived again, and bore a son; and said: 'Because the LORD hath heard that I am hated, He hath therefore given me this son also.' And she called his name Simeon. 29:34 And she conceived again, and bore a son; and said: 'Now this time will my husband be joined unto me, because I have borne him three sons.' Therefore was his name called Levi.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar